BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aktivitas kimiawi sel yang dilakukan
oleh bakteri sangatlah rumit. Pada dasarnya aktivitas kimiawi sel bakteri
seperti metabolisme dilakukan dengan bantuan katalisator. Dalam hal ini,
katalisator yang digunakan adalah biokatalisator yaitu enzim. Enzim ini akan
membantu bakteri dalam hal seperti kegiatan fisiologis meliputi penyusunan zat
organik, pencernaan makanan, pembongkaran dan zat makanan. Adanya tipe enzim
tertentu dalam baketri akan membuat bakteri tersebut spesifik terhadap substrat
tertentu, sehingga dapat pula dilakukan untuk menguji sifat bakteri (Waluyo,2007).
Misal, pada Bacillus subtilis memiliki enzim amilase yang
digunakan untuk menghidrolisis pati (Clifton, 1958).
Selain aktivitas tersebut pada
bakteri juga dilakukan aktivitas yang disebut respirasi aerob. Dalam respirasi
ini molekul kompleks seperti lipid, protein, dan karbohidrat akan dirombak
menjadi senyawa turunannya seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida.
Setelah itu turunan dari senyawa komplek tersebut akan didegradasi menjadi
senyawa yang disebut piruvat. Dalam proses ini akan melepaskan energi yang
dibutuhkan oleh bakteri. Proses ini hanya dapat terjadi dalam kondisi
beroksigen, karena itu disebut respirasi aerob. Dan bakteri yang memiliki
kemampuan untuk melakukan proses respirasi dan hidup di lingkungan beroksigen
disebut bakteri aerob (Prescott et.al.,2008).
Bakteri dalam kondisi lingkungan
minim oksigen maupun tanpa oksigen dapat melakukan aktifitas seperti fermentasi
untuk mendapatkan energinya. Fermentasi adalah proses memproduksi energi dengan
menggunakan bahan organic sebagai donor dan aseptor electron. Bakteri
fakultatif anaerob dan obligat anaerob dapat melakukan berbagai tipe
fermentasi, seperti fermentasi asam laktat, fermentasi alkohol, dan sebagainya (Pelczar
et.al, 1997).
Selain itu ada juga bakteri yang
menggunakan nitrat sebagai elektron, yang disebut sebagai Nitrifying
bacteria. Energi akan terbentuk pada saat proses oksidasi nitrat. Dalam hal
ini bakteri nitrogen akan menggunakan aseptor lalu melepaskan nitrogen ke
atmosfer (Salle, 1961). Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan uji
biokimia
B.
Tujuan
Adapun
praktikum uji biokimia ini bertujuan
untuk mengidentifikasi bakteri melalui uji biokimia.
C.
Manfaat
Dengan adanya praktikum uji biokimia ini diharapkan
kita mampu mengidentifikasi bakteri, dan mencegah penularan bakteri Escherichia coli dan Staphylococccus aureus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk
hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit
molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih
kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses
anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang
memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang
dibutuhkan oleh sel (Waluyo, 2007).
E.coli adalah
suatu bakteri gram negatif berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif, dan
mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan atas sifat serologinya
berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul) dan H (flagella) (Fardiaz,1992).
Medium selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E.coli misalnya
DHL (Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose) agar atau MacConkey
Agar. Koloni E.coli pada DHL dan
MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan
pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam
medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan
penyerapan indikator merah netral (Fardiaz,1992).
Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E.coli termasuk
karakteristik pertumbuhan pada agar TSI (Triple Sugar Iron)
dan agar SIM (Sulfite Indole Motility) atau LIM (Lysine Indole
Motility). Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E.coli
dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat hampir sama, yaitu Klebsiella dan
Enterobacter (Fardiaz,1992).
Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk
identifikasi bakteri antara lain :
1. MR-VP
a. Uji MR
Hasilnya positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan
methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon)
dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP.
Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau
kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut
dengan pH seredndah itu maka indikator tersebut menjkadi merah. Hal ini
menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran(Anonim, 2008).
b. Uji VP
Hasilnya negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah
ditambahkan α-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan
asetil metil karbinol (asetolin) (Anonim, 2008).
2. SIM
Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya
penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini
menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti
bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari uji juga terlihat ada warna hitam,
yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfit (H2S) (Anonim,
2008).
3. Simmons Citrate
Hasil uji sitrat yang diperoleh negatif, yang ditandai dengan tidak
terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat
permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel(Anonim, 2008).
4. Uji
gula-gula(Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol)
Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu
memfermentasikan karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna
pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini
membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk
gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media,
artinya hasil fermentasi berbentuk gas(Anonim, 2008)
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum uji biokimia adalah :
1.
Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri anaerob
fakultatif yang mampu hidup pada kondisi aerob maupun anaerob, tidak memiliki
enzim sitrat permiase, pada fermentasi tidak menghasilkan metilen glikon dan
asetolin. Dan bakteri ini mampu mengfermentasikan karbohidrat dari golongan
Glukosa, Laktosa, Maltosa, dan Manitol.
2.
Sedangkan
bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri anaerob fakultatif, memiliki flagella, tidak memiliki enzim
sitrat permiase, pada fermentasi meghasilkan metilen glikon dan asetolin. Dan
bakteri ini mampu melakukan fermentasi terhadap karbohidrat dari golongan
Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Manosa dan Manitol.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2008: http://hafizluengdaneun.multiply.com/journal/item/1/Laporan_Koasistensi_Mikrobiologi_ , diakses
pada 7 April 2012, pukul 12.22 Wita.
Cliffton,
C.E., 1950. Introduction to the
bacteria. McGraw-Hill Book Company, Inc.
M. Guli, Musjaya, 2012, Penuntun Praktikum Agent Penyakit, Laboratorium Mikrobiologi FMIPA
Universitas Tadulako. Palu
Pelczar,
M.J.Jr, E. C. S Chan, and N. R. Krieg.1997. Microbiology. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Prescott,
L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book Company Inc. USA.
Salle,
A. J. 1961. Fundamental Principles
of Bacteriology. 5 th Ed McGraw-Hill Book Company. New York.
Waluyo,
L. 2007. Mikrobiologi Umum.
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.