Jumat, 06 September 2013

ISOLASI FLORA NORMAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Di tubuh manusia terdapat mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan. Meskipun seseorang mandi lima kali sehari dan rajin merawat kulit di salon kecantikan, dijamin tak ada kulit yang seratus persen bebas dari mikroorganisme atau yang lebih dikenal dengan sebutan kuman. Tidak hanya di kulit, mikroba terdapat diseluruh bagian tubuh manusia baik di luar tubuh, maupun dalam tubuh, seperti mulut, telinga, hidung, maupun usus (Musjaya, 2012).
Pada hewan yang sehat, jaringan  internalnya, misalnya darah, otak, otot, dll, biasanya bebas dari mikroorganisme. Namun, jaringan permukaan, yaitu kulit dan selaput lendir, yang terus-menerus berhubungan dengan lingkungan hidup organisme dan menjadi mudah dijajah oleh berbagai jenis mikroba. Campuran organisme secara teratur ditemukan pada setiap situs anatomi disebut sebagai flora normal, kecuali oleh para peneliti di lapangan yang lebih suka istilah "pribumi mikroba". Flora normal manusia terdiri dari beberapa eucaryotic jamur dan protista, tetapi bakteri yang paling banyak dan jelas komponen mikroba flora normal (anonim, 2010).
Mikroflora normal merupakan sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia normal dan sehat. Mikroflora normal pada kulit dapat dibagi menjadi :
a.    Flora tetap (Resident Flora)
b.   Flora sementara (Transient Flora)
Beberapa bakteri cenderung hidup permanen di kulit, yang terdiri atas empat genus, yaitu Staphylococcus, Streptococcus, Propionibacteria, dan Corynebacteria (Musjaya, 2012).
B.     TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.            Untuk mengetahui tehnik isolasi flora normal
2.            Untuk mengetahui biakkan murni
3.            Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan bakteri dan jamur pada kulit, mulut, rambut, selangkangan dan nafas

C.    MANFAAT
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan kita dapat mengidentifikasi bakteri dan jamur, serta kita dapat melakukan pencegahan terhadap infeksi bakteri dan jamur.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikroba tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikroba (Pelczar, 2008).
Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat (anonim, 2010).
Mikroba pada tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena alasan-alasan berikut:
1.      Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus.
2.      Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai contoh, Escherichia coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung kemih dapat menyebabkan sistitis, suatu peradangan pada selaput lendir organ ini.
3.      Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan mikroba normal atau asli pada inang manusia (Pelczar, 2008).

 Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril (anonim, 2008).

1.       Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pa.da kulit karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya (Pelczar 2008)
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus  seperti  S. epidermidis dan S. aureus serta sianobakteri aerobic. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab jerawat (Pelczar, 2008)
2.      Hidung dan Nasofaring (“nasopharynx”)
Flora utama hidung terdiri dari corinebakteria, staphylococus  seperti S. epidermidis, S. aureus serta streptococcus (Jawetz, 2005).
Didalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis  dan Haemophilus influenzae  (Pelczar, 2008).
3.      Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikroba mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu (Pelczar, 2008).
Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian sehingga di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella,  Actinomyces, dan Lactobacillus (Pelczar, 2008).



4.      Saluran Kemih Kelamin
Pada orang sehat, ginjal, ureter dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah Lactobacillus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan di dalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur. Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6. Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterococus, Candida albicans (Pelczar, 2008).

Jamur merupakan  kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur umumnya bersifat uniseluler (bersel banyak). Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Jamur memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik dari lingkungannya (anonim, 2008).

BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang telah didapatkan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.       Isolasi mikroba merupakan aktivitas untuk menumbuhkan mikroorganisme di luar dari lingkungan alaminya.
2.       Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies yang ditumbuhkan dalam medium buatan.
3.      Mikroba yang tumbuh pada medium NA adalah hanya bakteri, sedangkan mikroba yang tumbuh pada medium PDA adalah kapang dan khamir.

















DAFTAR PUSTAKA
Jeweltz,Melnick. 2005 Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Salemba Medika, Jakarta
M. Guli, Musjaya. 2012. Penuntun Praktikum Agent Penyakit. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Tadulako. Palu
Pelczar. Michael. J. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.
http//messoffaword press/2012 diakses hari kamis (22 maret 2012, 21:32)
http//pemburu mikroba.blogspot.com/2012 diakses hari kamis (22 maret 2012, 21:15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar